Minggu, 14 Agustus 2011

Penangkaran Rusa Tanjungsari, Wisata Edukatif di Tengah Hutan


  “Pengunjung tidak terlalu ramai. Apalagi pada hari-hari biasa sangat sepi. Pada hari libur saja, pengunjungnya sangat terbatas”
 
Penat dengan rutinitas sehari-hari atau hiruk pikuknya kehidupan kota , tepat jika Anda menyambangi objek wisata Penangkaran Rusa Tanjungsari, Kabupaten Bogor. Lokasi wisata yang berada sekitar dua kilometer dari Jalan Raya Cariu-Tanjungsari ini diyakini bisa melepaskan kepenatan Anda dan kembali dengan pikiran yang segar.
Penangkaran Rusa Tanjungsari berdiri di tengah hutan dengan areal seluas 5ha. Objek wisata ini setidaknya menangkarkan sekitar 100 ekor rusa dari berbagai jenis. Di antaranya Rusa Tutul, Bawean dan Rusa Jawa. Sistem penangkarannya dibuat apik, sehingga pengunjung bisa berada di tengah-tengah kerumunan rusa.
Karena berada di tengah hutan, lokasi wisata ini sudah barang tentu menjanjikan kesejukan. Rimbunan pepohonan menghiasi seluruh areal penangkaran. Di luar koridor penangkaran, dikelilingi hutan belantara dan pegunungan.
Itu sebab, lokasi ini sangat tepat sebagai tempat menghilangkan penat. Setiap pengunjung akan merasakan nuansa alami yang kental dan jauh dari suasana hingar bingar perkotaan. Selain itu, objek wisata ini juga tepat sebagai sarana penambah wawasan tentang kehidupan fauna, khususnya rusa dan sekaligus perawatannya.
“Jadi  sangat cocok untuk tempat wisata keluarga,” ujar Ajum, salah seorang petugas penangkaran, belum lama ini.
Akses menuju lokasi tersebut relatif cukup mudah. Bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua atau lebih. Bahkan, bagi yang lebih menyukai menggunakan angkutan umum pun, tidak terlalu sulit menuju objek wisata tersebut. Cukup banyak trayek angkutan umum yang melintasi pintu masuk Penangkaran Rusa.
Hanya saja, para pengunjung tidak bisa menggunakan kendaraan langsung ke lokasi penangkaran. Pasalnya, untuk mencapai objek wisata tersebut hanya tersedia jalan setapak yang melintasi sungai yang cukup besar dan pebukitan.
“Karcis masuk pun relatif murah. Cukup membayar Rp3.000 per orang,” terang Ajum.
Sayangnya, meski sebenarnya menarik sebagai tempat wisata keluarga, pengelolaan Penangkaran Rusa yang beroperasi sejak 1984 sebagai terkesan masih setengah hati. Sarana pendukung semisal tempat para wisatawan bisa secara representative menikmati pemandangan sangat minim. Di tengah areal penangkaran hanya tersedia satu tower sederhana berkapasitas beberapa orang. Itu pun hanya terbuat dari kayu yang daya tahannya diragukan. Tidak mengherankan jika objek wisata tersebut relatif minim mendapat kunjungan wisatawan.
“Pengunjung tidak terlalu ramai. Apalagi pada hari-hari biasa sangat sepi. Pada hari libur saja, pengunjungnya sangat terbatas,” jelasnya.
Ajum sendiri tidak mau berkomentar seputar masalah pengelolaan dengan alasan ia hanya sebagai seorang petugas biasa. Sedangkan yang memegang kendali pengelolaan Penangkaran Rusa adalah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Camat Tanjungsari Beben Suhendar juga menyatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa untuk pengembangan objek wisata tersebut. Beben beralasan, pengelolaan Penangkaran Rusa di bawah Dinas Kehutanan dan selama ini tidak ada kerjasama dengan pihak kecamatan. O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar